Refkeksi Hari Jadi Ciamis ke 378

Kisah ditetapkannya hari jadi ciamis, 12 Juni 1642 ini berdasarkan ketetapan DPRD Ciamis tanggal 17 Mei 1972 Nomor: 22/V/KPTS/DPRD/1972. dengan dasar pertimbangan adanya perpindahan ibu kota Kabupaten Galuh dari Calingcing ke Barunay (Imbanagara saat ini)

Refkeksi Hari Jadi Ciamis ke 378

Hj. Eulis Sri Rosyidatul Badriyyah, M.Pd.I - Tanah air ku tidak ku lupakan, kan terkenang selama hidupku, biarpun saya pergi jauh, tidak kan hilang dari kalbu.

Tanah ku yang kucintai, engkau kuhargai.

Walaupun banyak negri ku jalani, yang masyhur permai dikata orang, tetapi kampung dan rumahku, disanalah ku rasa senang.

Tanahku tak ku lupakan, engkau ku banggakan.

Lagu nasional tanah airku karya ibu sud di atas adalah perlambang hati ini yang cinta akan Ciamis sebagai tempat lahir, menuntut ilmu, di didik, dibesarkan, bahkan mengabdi untuk ikut mencerdaskan kehidupan bangsa, dan mencoba mewujudkan masyarakat adil makmur yang diridhoi Alloh Swt.

Kisah ditetapkannya hari jadi ciamis, 12 Juni 1642 ini berdasarkan ketetapan DPRD Ciamis tanggal 17 Mei 1972 Nomor:  22/V/KPTS/DPRD/1972. dengan dasar pertimbangan adanya perpindahan ibu kota Kabupaten Galuh dari Calingcing ke Barunay (Imbanagara saat ini). Walupun menurut sejarawan Jawa Barat ibu Nina Lubis kurang tepat jika hal tersebut diatas dijadikan dasar hukum. Menurutnya yang tepat dijadikan hari jadi ciamis adalah tanggal 15 Juni 1815 melalui peristiwa sejarah berupa pindahnya pemerintahan dari imbangara ke cibatu (ciamis)  kepada Bupati Raden A. A. Wiradikusumah yang kemudian berganti nama dari Kabupaten Imbanagara menjadi kabupaten Galuh dengan ibu kotanya Ciamis.

Hal senada diperkuat oleh sejarawan Ciamis,  Bapak DR. A. Sobana Hardjasaputra, S.S., MA yang menyatakan hal tersebut sangat jauh dari fakta sejarah. Pandangan beliau hari jadi ciamis bisa dilihat dari dua fakta sejarah, yakni:

  1. Jika dilihat dari pertama kali kabupaten Galuh didirikan oleh Sultan Agung Raja Mataram dengan Adipati Panaekan sebagai Wedana Bupati Galuh, maka seharusnya hari jadi ciamis bukan di tahun 1642 tapi diantara tahun 1613-1645, walupun dalam tulisan beliau dikatakan diawal kepemimpinan Sultan Agung tidak lama kemudian Kabupaten Galuh didirikan.
  2. Bisa diambil berdasarkan Surat Keputusan (besluit) Gubernur Jendral Hindia Belanda (A.F.W. Idenburg) pada tanggal 25 November 1915 Nomor 58 tentang dikeluarkannya Kabupaten Galuh dari wilayah Keresidenan Cirebon dan digabungkan ke Keresidenan Priangan Timur pada masa Bupati R. A.A Satrawinata yang kemudian oleh beliau diubah nama Kabupaten Galuh menjadi Kabupaten Ciamis.

Diluar pendapat itu semua, saya secara pribadi karena bukan ahli sejarah akan mencoba merefleksi mengenai tema yang digaungkan yakni Ciamis Peduli, Pakena Gawe Rahayu. " Dengan Semangat Hari Jadi ke -378 Kabupaten Ciamis, kita tingkatkan Kepedulian sosial dan satukan tekad untuk Ciamis yang lebih baik."

Kondisi wabah covid-19 yang melanda negri ini, khususnya kabupaten Ciamis, mengajarkan pada kita semua bahwa masyarakat kabupaten Ciamis dituntut untuk memiliki kepedulian sosial yang tinggi untuk sama-sama melawan kejadian non alam ini dengan penuh tanggungjawab, rasa syukur, ikhlas dan penuh dengan kesadaran dalam menghadapi Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB/New Normal Life) dengan membiasakan perilaku hidup bersih, mencuci tangan pakai sabun, menggunakan masker, jaga jarak, dan mengikuti protokol kesehatan ketika masuk dan keluar rumah. Tentunya hal tersebut bukan sekedar anjuran aparatur pemerintahan saja terkhusus Bupati dan Wakilnya akan tetapi diperkuat oleh amanah Prabu Niskala Wastu Kencana (1371-1475)  yang tertulis dalam Prasasti Astana Gede Kawali yakni Pake'na Gawe' Rahayu (Pemimpin harus berbuat kebajikan) jadi contoh atau suritauladan bagi masyarakat yang dipimpinnya, seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW terhadap umatnya. Jika hal tersebut dilakukan, maka menjadi pemimpin itu tidak akan banyak beban, bisa fokus pada pembangunan mental dan fisik, murah karena cukup dengan modal pengalaman, pengetahuan, akhlak yang baik, kepercayaan dari masyarakat, mampu berhasil meraih targetan-targetan selama periode berjalan karena di dukung sepenuhnya oleh masyarakat dan bisa dipertanggungjawabkan baik di depan Alloh SWT mau pun dihadapan masyarakat yang di pimpinnya.

Kita sebagai manusia dilahirkan dengan tugas yang luar biasa, yakni sebagai

  1. 'Abid yang senantiasa dituntut harus beribadah hanya kepada Alloh SWT saja, tidak diperkenankan menyekutukanNya.
  2. Mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran, dengan dakwah bil hikmah dan nasihat-nasihat yang baik.
  3. Pemimpin yang adil, bijaksana, tegas, berwibawa, disiplin, amanah dan senantiasa istiqomah dalam kebaikan dan taqwa.

Kepedulian sosial adalah rasa ingin membantu kepada sesama manusia baik secara materi, tenaga, pikiran bahkan do'a-do'a yang dipanjatkan, dengan tujuan meringankan kesusahan atau kesulitan orang lain. Kepedulian ini lahir dari kesalihan individual yang terjaga ketaqwaannya, menuju kesalihan sosial. Nabi Muhammad SAW bersabda, " Barang siapa yang melepaskan seorang muslim dari kesulitan-kesulitan dunia,  niscaya Alloh SWT melepaskannya dari kesulitan-kesulitan pada hari kiamat. " (H.R. Abu Hurairoh).

Ajaran Islam tentang kesalihan sosial diantaranya adalah mudah dalam mengeluarkan zakat, berinfaq, bersedekah, wakaf baik tanah mau pun uang untuk kepentingan agama, berqurban baik dengan domba/kambing, sapi dan unta, ataupun bersedekah walupun hanya sebatas senyuman yang membuat hidup seseorang lebih optimis memandang masa depan, bahkan do'a yang tidak diketahui oleh orang yang kita do'akan itu semua in sya Alloh Akan membuat tanah air kita Kabupaten Ciamis lebih baik dan masyarakatnya hidup berlimpah berkah serta ampunan dari Alloh SWT aamiin

LINK TERKAIT